Kadang ada waktunya kita untuk hijrah dari keadaan lingkungan buruk menuju lingkungan baik, kenapa harus menunggu kalau lingkungan yang tengah kita tinggali tidak lagi mencerminkan budaya Islami yang lemah lembut, saling sapa, berbagi dan saling menolong. Lingkungan yang sekiranya kita idamkan ternyata jauh dari apa yang kita harapkan. coba apa yang kita harapakan dari sebuah lingkungan ? bukankah kita mengharapkan lingkungan yang tenang, penuh dengan senyum, sapa dan salam. Nyatanya banyak dari kita masih saja tinggal dilingkungan yang masih mendambakan narsisme, konsumerisme dan hedonisme.
apa itu narsisme, lingkungan yang mengandalkan bentuk gengsi dari para penghuninya, berburu barang mewah untuk hanya menunjukkan akulah yang paling mampu, paling prestige, paling kaya dan paling berpengaruh. Konsumerisme, sama halnya narsisme, konsumerisme lebih ke barang2 harian yang kadang bukan yang dibutuhkan tapi berupa kesenangan belaka, membeli barang padahal sudah ada dan banyak tapi ditimbunnya biar katanya menghemat ketika harga kebutuhan naik, padahal itu sama saja pemborosan, maka slogan belilah yang kau butuhkan bukan yang kau inginkan kayaknya hanya sebatas slogan saja. Hedonisme, lebih dari narsisme dan konsumerisme, merekan sudah jauh melampaui hal yang itu, gaya hidupnya sudah e berfokus bagaimana mencari kesenangan dengan cara seinstan mungkin, dan habis seinstan mungkin, gaya hidup para hedonisme lebih fokus pada gaya hidup dan trend center, mereka melakukan apapun untuk mendapatkan hal itu walau jalan yang gak halal sekalipun.

Read more ...